Leonn-Mars

Dapatkan Informasi Menarik Dan Artikel Edukasi Bagi Anda Disini

Rabu, 08 Juli 2009

Belajar menerima kekalahan dalam PILPRES

Tepat posting ini waktu di buat, bertepatan dengan hari pencontrengan pilpres 2009, para capres-cawapres pasti mengaharapkan kemenangan, untuk menduduki jabatan sampai lima tahun ke depan.

Kita sebagai rakyat tentu mengharapkan siapapun yang terpilih jadi presiden, tidak ada gejolak politik yang dapat mengganggu kelangsungan kehidupan bernegara.

Terutama capres-cawapres yang merasa kalah dalam pilpres, agar dapat menerima kekalahan dan berpikir dewasa dalam berpolitik dan tentu harapannya tidak ada masalah DPT dalam pilpres, sebab kalau hal tersebut terjadi akan menimbulkan implikasi yang lebih luas ketimbang pemilu legislatif beberapa waktu yang lalu.

Lalu, bagaimana kekalahan harus di hayati? Kekalahan tentu saja tidak pernah jadi harapan semua pihak. Tentu hanya orang bodoh yang menginginkannya. Lihat, setiap capres-cawapres yang berkompetisi di ajang pilpres hanya mengharapkan kemenangan.

Maka setiap capres cawapres memiliki tim sukses. Walau para capres cawapres ada yang kalah, tim suksesnya dijamin tidak pernah kalah. Maklum, mereka sudah mendapatkan bayaran yang sepadan.

Bagi capres-cawapres yang kalah setelah pilpres nanti, semoga bukan berarti akhir bagi pengabdian pada nusa dan bangsa. Kekalahan yang di terima dengan sikap ksatria atau kenegarawanan jelas bisa memberi nilai tersendiri.

Penandatanganan prasasti menang-kalah, tidak boleh hanya berhenti pada tataran seremonial belaka. Praktik di lapangan lebih bermakna, dalam konteks melaksanakan fungsi pendidikan politik bagi masyarakat.

Implemetasi sikap siap menang dan legawa jika harus kalah harus terus diserukan, mengingat kita punya pengalaman politik yang cenderung menerima kekalahan.

Lihat saja ambil contoh dalam pemilu legislatif, ada beberapa partai yang tidak mau menerima
hasil pemilu karena perolehan suaranya minim, dengan dalih ada kecurangan, alasan teknis kelemahan KPU, manipulasi perhitungan, dan beribu alasan lainnya.

Untuk itu para pendukung atau konstituen juga perlu diberi penjelasan bahwa kekalahan bukan berarti harus "mutung". Negeri ini tidak akan bisa meraih impiannya jika ada anak bangsa yang berkarya lagi.

Read more!